Mengubur Dua Mayat atau Lebih Dalam Satu Liang Kubur
Pertanyaan
Kang Faiz Al Dablegi, bagaimana hukum mengubur mayit yang disitu masih
ada mayat lama...??? (masih terlihat jelas keutuhan kain kafannya).
#serius... mtrnwn
#serius... mtrnwn
Dari pertanyaan di atas mungkin dapat saya gambarkan
bahwa dalam proses pemakaman di dalam
galian makam masih ada janazah yang masih utuh , berangkat dari kronologi
tersebut dapat saya analogikan bahwa terjadi penempatan dua jenazah / lebih
dalam satu liang kubur .
Adapun
hukum mengubur dua mayat atau lebih dalam satu kuburan menurut perspektif Fiqh
adalah sebagi berikut:
1. Menurut qaul yang
mu’tamad ( pendapat yang paling bisa di gunakan pegangan )mengubur dua mayat
atau lebih dalam satu liang kubur adalah
haram meskipun keberadaan mayit tersebut berjenis kelamin sama
(laki-laki dengan laki, perempuan dengan perempuan) atau pasangan suami istri,
atau masih kecil (belum menimbulkan syahwat) atau bersaudara (mahram) kecuali
apabila mayit yang pertama diperkirakan oleh
orang yanh ahli bahwa mayit pertama telah hancur dan tidak ada yang tersisa dari
bagian tubuh mayit yang pertama.
2. Menurut Imam Al-Mawardi hukum mengubur dua mayat atau lebih
adalah makruh apabila keberadaan mayit berjenis kelamin sama atau bersaudara
(mahram) atau pasangan suami istri atau masih kecil (belum menimbulkan
syahwat). Maka haram mengubur dua mayat atau lebih dalam satu liang kubur apabila berbeda jenis kelamin, bukan saudara
(mahram), dan bukan anak kecil.
3. Menurut sebagian Ulama’ yang lain jika antara mayit yang pertama
dan mayit yang kedua sama-sama berwasiat untuk dikubur dalam satu kuburan, maka hukum mengubur dua mayat atau lebih dalam
satu kuburan adalah boleh. Namun pendapat ini ditentang oleh Imam
Al-Sibramulisi karena dianggap berwasiat dengan perkara yang diharamkan. Maka
tidak boleh dilaksanakan.
Perbedaan
pendapat dikalangan Ulama’ ahli Fiqh mengenai hukum mengubur lebih dari satu
mayat dalam satu kuburan seperti yang telah diuraikan diatas adalah tidak dalam
kondisi darurat. Apabila dalam kondisi darurat, maka hukum mengubur lebih dari
satu mayat dalam satu kuburan adalah boleh seperti terlalu banyaknya orang yang
meninggal hingga sulit untuk mengubur satu mayat dalam satu kuburan. Imam Abu
Zakaria Muhyiddin Yahya Ibnu Syaraf Al-Nawawi didalam Kitabnya Majmu’ Syarch
Al-Muhaddzab menegaskan bahwa larangan untuk mengubur lebih dari satu mayat
dalam satu kuburan dikarenakan Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam tidak
pernah mengubur lebih dari satu mayat dalam satu kuburan kecuali dalam kondisi
darurat seperti yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika mengubur para sahabat yang meninggal dalam perang uhud. Wallahu a’lam
bis shawab.
ولا
يجوز جمع اثنين في قبر واحد بل يفرد كل واحد بقبر وقال الماوردي بالكراهة عند
اتحاد الجنس أو المحرمية أو الزوجية أو عدم بلوغ حد الشهوة ويكره عند شيخ الإسلام
وإن اختلف الجنس واختلفت المحرمية لكن يجعل بينهما ما يمنع التماس كتراب ونحوه
والمعتمد الأول نعم يستثنى من حرمة الجمع ما لو أوصى كل من الميتين بذلك
فيجوز لأن الحق له ومن ذلك إدخال ميت على آخر قبل ذهاب أثره ويحرم جمع عظام الموتى
لدفن غيرهم وكذا وضعه فوقها نعم إن دعت الضرورة إلى ذلك كأن كثرت الموتى وعسر
إفراد كل ميت بقبر لضيق الأرض فيجمع بين الاثنين والثلاثة والأكثر في قبر بحسب
الضرورة . نهاية الزين . الجز 1. صفحة 163.
Dan tidak diperbolehkan mengumpulkan dua
janazah dalam satu kuburan baiknya di pisahkan satu kuburan untuk satu janazah
, Imam al Mawardi berkata : makruh jika dari satu jenis kelamin ( laki laki
dengan laki laki , perempuan dengan perempuan ) , ada sifat Mahrom ( keluarga )
, suami istri atau anak kecil yang belum menimbulkan syahwat , menurut Syikul
Islam hukumnya makruh walaupun berbeda jenis kelamin dan tiadak ada sifat
mahrom akan tetapi di buatkan sekat agar keduanya tidak bersentuhan seperti
debu dll . adapun pendapat yang mu’tamad adalah yang pertama . benar ada
pengecualian dari haramnya menguburkan dua mayat dalam satu kuburan yaitu
ketika kedua calon mayat tersebut berwasiat untuk di kuburkan dalam satu
kuburan maka boleh , oleh karena itu boleh memasukan janazah yang kedua sebelum
hilangnay janazah yang pertama . dan juga haram mengumpulkan tulang tulang
beberapa mayit untuk di kebumikan bersama yang lain begitu juga menaruhnya di
atas pemakaman yang lain , apabila terjadi dorurat seperti banyaknya mayat
serta sulitnya memisah misahkan mayit karena sempit maka boleh mengumpulkan dua
, tiga atau lebih dalam satu kuburan karena adanya kebutuhan ( dlorurot )
(Nihayatuz Zain Juz : 1 Hal : 163 )
ولا
يدفن اثنان في قبر أي لحد وشق واحد ابتداء بل يفرد كل ميت بقبر حالة الاختيار
للاتباع ذكره في المجموع وقال إنه صحيح فلو دفنهما ابتداء فيه من غير ضرورة حرم
كما أفتى به الوالد رحمه الله تعالى وإن اتحد النوع كرجلين أو امرأتين أو اختلف
وكان بينهما محرمية ولو أما مع ولدها وإن كان صغيرا أو بينهما زوجية أو مملوكية
كما جرى عليه المصنف في مجموعه تبعا للسرخسي لأنه بدعة وخلاف ما درج عليه السلف
ولأنه يؤدي إلى الجمع بين البر التقي والفاجر الشقي وفيه إضرار بالصالح بالجار
السوء . نهاية المحتاج . الجز 3. صفحة 10.
Tidak boleh dikuburkan dua mayat dalam satukuburan atau liang kuburan
baiknya dipisahkan satu persatu dalam kubur masing masing hal tersebut ketika
tidak ada kesempitan ( dlorurot ) karena itba’
seperti penjelasan yang ada di kitab Al Majmu’ dan pendapat tersebut
adalah shohih , maka apabila dua mayat di kebumikan dalam satu kuburan pada
awalnya dan tidak adanya kesulitan ( dlorurot ) maka haram hukumnya seperti
yang di fatwakan oleh Al Walid ra walaupun keduanya satu jenis kelamin seperti
dua laki laki atau dua perempuan atau beda jenis kelamin tapi ada hubungan
keluarga ( mahrom ) walaupun ibu dengan anaknya yang masih kecil atau pasangan
suami istri atau budak perempuan seperti yang di utarakan oleh mushonif dalam
kitab majmu’nya mengikuti pendapat As
Sarkhosyi karena hal tersebut termasuk bid’ah
dan tidak sesuai dengan apa yang di kerjakan Ulama’ salaf karena hal
tersebut bisa manjadikan pengumpulan antara mayit yang baik dan bertaqwa dengan
mayit yang jelek dan celaka karenanya dapat membahayakan pada yang sholih dan yang
durhaka .
(
Nihayatul Muhtaz Juz 3 Hal : 10 )
وإن
اتحد النوع كرجلين أو امرأتين أو اختلفا وكان بينهما محرمية ولو أما مع ولدها وإن
كان صغيرا أو بينهما زوجية أو مملوكية لأنه بدعة وخلاف ما ورد عن السلف و لأنه
يؤدي إلى الجمع بين البر والفاجر وفيه إضرار بالصالح بالجار السوء انتهت وقوله وإن
اتحد النوع كرجلين إلخ قال سم على المنهج بعد مثل ما ذكر نعم يستثنى من هذا ما لو
أوصى الميت بذلك فينبغي الجواز لأن الحق له كما لو أوصى بترك الثوبين في الكفن ا ه
وينبغي أن محل ذلك إذا أوصى كل من الميتين بذلك كأن أوصى الميت الأول بأن يدفن
عنده من مات من أهله وأوصى الثاني بأن يدفن على أبيه مثلا أما لو أوصى الثاني بأن
يدفن على أبيه مثلا ولم تسبق وصية من الأول فلا يجوز دفنه على الأول لأن فيه هتك
حرمة الأول ولم يرض بها وكذا لو أوصى الأول دون الثاني لأن دفنه وحده حقه ولم
يسقطه ا. حاشية الجمل على المنهج لشيخ الإسلام زكريا الأنصاري . الجز 4. صفحة 23.
Dan apabila mayatnya jenis kelaminya sama seperti dua laki
laki atau perempuan atau keduanya ada hubungan keluarga ( mahrom ) walaupun ibu
dengan anaknaya yang masih kecil atau suami istri atau budak yang di miliki
karena pengumpulan seperti itu termasuk amalan bid’ah dan tidak sesuai dengan
apa yang dikerjakan Ulama’ salaf karena hal tersebut bisa manjadikan
pengumpulan antara mayit yang baik dan bertaqwa dengan mayit yang jelek dan
celaka karenanya dapat membahayakan pada yang sholih dan yang durhaka .
perkataan mushonif : apabila mayit berjenis kelamin sama : Imam Sabramilisi
berkata dalam kitab Al Minhaj dikecualikan dalam kasus ini ketika mayit
berpesan ( wasiat ) maka boleh kerena ada hak bagi mayit seperti ketika
berpesan jangan dengan dua kain kafan , pembolehan tersebut ketika adanya
wasiat dari kedua mayit ketika masih hhidup seperti mayit yang pertama wasiat
ketika meeninggal harus di makamkan di dekat keluarganya dan oarang yang kedua
wasiat ingin di kuburkan di makam bapaknya misal . akan tetapi apabiala orang
kedua berpesan untukdi kuburkan di makam bapaknya sedang mayit pertama tidak
berpesan yang sama maka tidak boleh mengkebumikan satu kuburan karena dapat
merusak kehormatan mayit paertama demikian sebaliknya .
( Hasyiyah Jamal ala Minhaj Juz 4 : Hal : 23 )
(ولا يدفن اثنان فى قبر) أي لحد أو شق (واحد)
من غير حاجز بناء بينهما أي يندب أن لا يجمع بينهما فيه فيكره إن اتحدا نوعا أو
إختلفا ولو احتمالا كخنثيين إذا كان بينهما محرمية أو زوجية أو سيدية وإلا حرم
ويحرم أيضا إدخال ميت على آخر وإن اتحدا قبل بلاء جميعه إلا عجب الذنب فإنه لا
يبلى (إلا لحاجة) أي لضرورة (كضيق الأرض وكثرة الموتى) وقد عسر إفراد كل ميت بقبر
أو يوجد إلا فلا كراهة ولا حرمة حينئذ فى دفن اثنين فأكثر مطلقا فى قبر واحد فيقدم
فى دفنهما إلى القبلة بما يقدم به فى الامامة عند اتحاد النوع وإلا فيقدم رجل ولو
مفضولا فصبي وخنثى فامرأة نعم يقدم أصل على فرعه من جنسه ولو أفضل لحرمة الأبوة أو
الأمومة بخلافه من غير جنسه فيقدم ابن على أمه لفضيلة الذكورة. توشيخ على فتح
القريب . الجز 1. صفحة 99
ﻗﻮﻟﻪ
: ﻭﺇﻥ ﺍﺗﺤﺪ ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺇﻟﺦ ) ﻗﺎﻝ ﺳﻢ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺑﻌﺪ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ : ﻧﻌﻢ ﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﻣﺎ ﻟﻮ
ﺃﻭﺻﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺑﺬﻟﻚ ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﺍﻟﺠﻮﺍﺯ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﺤﻖ ﻟﻪ ﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﺃﻭﺻﻰ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺜﻮﺑﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻔﻦ ﺍﻫـ
. ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻣﺤﻞ ﺫﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﺃﻭﺻﻰ ﻛﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻴﺘﻴﻦ ﺑﺬﻟﻚ ﻛﺄﻥ ﺃﻭﺻﻰ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﺍﻷﻭﻝ ﺑﺄﻥ ﻳﺪﻓﻦ
ﻋﻨﺪﻩ ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻣﻦ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺃﻭﺻﻰ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺄﻥ ﻳﺪﻓﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻴﻪ ﻣﺜﻼ، ﺃﻣﺎ ﻟﻮ ﺃﻭﺻﻰ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺑﺄﻥ
ﻳﺪﻓﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻴﻪ ﻣﺜﻼ، ﻭﻟﻢ ﺗﺴﺒﻖ ﻭﺻﻴﺔ ﻣﻦ ﺍﻷﻭﻝ ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﺩﻓﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﻭﻝ؛ ﻷﻥ ﻓﻴﻪ ﻫﺘﻚ ﺣﺮﻣﺔ
ﺍﻷﻭﻝ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺽ ﺑﻬﺎ، ﻭﻛﺬﺍ ﻟﻮ ﺃﻭﺻﻰ ﺍﻷﻭﻝ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ؛ ﻷﻥ ﺩﻓﻨﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﺣﻘﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺴﻘﻄﻪ، ﺛﻢ
ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﻣﺸﻜﻞ ﺣﻴﺚ ﻗﻠﻨﺎ ﺑﺤﺮﻣﺔ ﺟﻤﻊ ﺍﺛﻨﻴﻦ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ؛ ﻷﻧﻪ ﺃﻭﺻﻰ ﺑﻤﺤﺮﻡ، ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺗﻨﻔﻴﺬ
ﺍﻟﻮﺻﻴﺔ ﺑﻪ ﻛﻤﺎ ﻣﺮ ﻓﻴﻤﺎ ﻟﻮ ﺃﻭﺻﻰ ﺑﺴﺎﺗﺮ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ ﻣﻦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺗﻨﻔﺬ ﻭﺻﻴﺘﻪ ﺑﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ
ﺣﻴﻦ ﺍﻟﻮﺻﻴﺔ ﻻ ﺗﺤﺮﻳﻢ، ﻛﻤﺎ ﻟﻮ ﺃﻭﺻﻰ ﺑﺄﻥ ﻳﻜﻔﻦ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻪ ﻓﻲ ﺛﻮﺏ . حاشية الشبراملسي
على نهاية المحتاج . الجز 3. صفحة 10.
Referensi
Kitab:
1.
Nihayah Al-Zain. Juz: 1. Hal. 163
2.
Nihayah Al-Muhtaj. Juz: 3. Hal. 10
3.
Chasyiyah Al-Jamal ‘Ala Al-Manhaj. Juz: 4. Hal. 23
4.
Tausyikh ‘Ala Fatch Al-Qarib. Hal. 99
5.
Hasyiyah Al-Syibramulisi 'Ala Nihayah Al-Muhtaj. Juz: 3. Hal. 10.
Bagaimana mayit yg berwasiat itu memegang pendapat yg menperbolehkan dikuburkannya dalam 1 liang lahat sbgmana pendapat imam AlMawardi? Jadi si mayit tidak berwasiat sesuatu yg haram?
ReplyDeleteAyah saya meninggal 2016... sekarang 2018 ibu saya berpesan/ wasiat agar ibu saya di kuburkan satu liang kubur jika tak ada tempat disamping kubur ayah saya.. bagaimana wasiat ini apakah boleh saya laksanakan... dimana gak ada tempat disamping makam ayah saya... terpaksa dalam satu liang kubur ayah saya... bolehkah saya laksanakan... sebelumnya terima kasih
ReplyDelete