Hukum Menjual Barang Bongkaran Masjid
Diskripsi Masalah
Umumnya terjadi di desa desa , dalam renovasi masjid terdapat sisa pembongkaran bahan material yang tidak terpakai ,
( Ranting NU Bungasrejo )
Diskripsi Masalah
Umumnya terjadi di desa desa , dalam renovasi masjid terdapat sisa pembongkaran bahan material yang tidak terpakai ,
( Ranting NU Bungasrejo )
Pertanyaan :
a. Apakah di
perbolehkan melelang material dan hasil lelang di serahkan kembali kepada
masjid ?
Jawab
:
Hukum
melelang atau menjual material runtuhan masjid seperti pertanyaan di atas
hukumnya tafshil :
1. Apabila barang
yang di lelang / di jual bukan barang waqaf , maka boleh di jual secara mutlaq
2. Apabila barang
yang di lelang / di jual merupakan barang waqaf maka hukumnya khilaf :
·
Menurut pendapat imam Syafi’i , Maliki dan Jumhur Syafi’iyah tidak boleh dijual
·
Menurut pendapat Imam Ahmad dan imam Rofi’i , Nawawi
yang mengikuti pendapat Imam Haromain
hukumnya boleh dengan syarat :
Ø Sudah tidak di
butuhkan lagi kemanfaatanya
Ø Khawatir tersia siakan
Ø Khawatir di
ambil ( di curi ) orang atau di ghoshob orang
Ta’bir
1.
Al Qulyubi Juz : 3 Hal :
108
2.
Fathul Wahab Juz : 1 Hal
;259
3.
Mizan Kubro Juz : 1 Hal
228
“قليوبي” جزأ الثالث
ص 108:
(والأصح جواز بيع حصر
المسجد) الموقوفة (إذا بليت وجفوا عنه إذا انكسرت، ولم تصلح إلا للإحراق) قوله:
(ولم تصلح) أي الحصر والجذوع إلا للإحراق دخل في المستثنى منه، ما لو صلحت لخلط
طين، ولو بنشرها أو لجعلها في بناء بدل الآجر، أو السقف أو نحو ذلك فلا تباع كما مر
ومثل حصر المسجد وجذوعه غيرها من الموقوفات على المعتمد كما علم.
Pendapat yang Ashoh adalah boleh menjual tikar masjid yang di wakafkan ketika
sudah rusak dan tidak pantas kecuali hanya di bakar : perkataan : tidak patut :
tikar dan tiang kecuali dibakar . termasuk dalampengecualian adalah perkara
yang dapat dijadikan bahan adonan tanah walaupun denagn menggelarnya atau
menjadikanya bangunan sebagai ganti dari batu bata , atau atap atau yang lainya
maka tidak boleh di jual seperti keterangan yang sudah lewat . semisal tikar
masjid dan tiangnya adalah barang barang waqafan menurut pendapat yang mu’tamad
( pendapat yang dapat digunakan sebagai pegangan ) seperti yang telah diketahui
( Al Qulyubi Juz : 3 Hal : 108 )
“فتح الوهاب” جزأ الأول ص 259:
(ولا يباع موقوف وإن خرب) كشجرة جفت ومسجد انهدم وتعذرت إعادته
وحصره الموقوفة البالية وجذوعه المنكسرة إدامة للوقف في عينه ولأنه يمكن الانتفاع
به كصلاة واعتكاف في أرض المسجد وطبخ جص أو آجر له بحصره وجذوعه وما ذكرته فيهما
بصفتهما المذكورة هو ما اقتضاه كلام الجمهور وصرح به الجرجاني والبغوي والروياني
وغيرهم وبه أفتيت وصحح الشيخان تبعا للإمام أنه يجوز بيعهما لئلا يضيعا ويشتري
بثمنهما مثلهما والقول به يؤدي إلى موافقة القائلين بالاستبدال.
Barang waqafan tidaklah boleh dijual
meskipun sudah rusak / rubuh seperti pohon yang sudah mengering dan masjid
runtuh yang sulit untuk di kemblikan dan tikar masjid yang telah rusak serta
tiang yang sudah retak karena menetapkan barang waqaf dan karena masih dapat
dimanfaatkan seperti untuk sholat ,i’tikaf di tanah masjid serta untuk membakar batu bata dengan tikar
dan tiyangnya . apa yang saya katakan pada keduanya ( tikar dan tiyang )
beserta sifat keduanya adalah apa yang terdapat pada perkataan mayoritas Ulama’
dan menjelaskan juga Imam Jurjani , Al Baghowi , Imam Rayani dll bahwa itu yang
di fatwakan . Syikhoni ( Nawawi , Rofi’i ) mengikuti pendapat Imam Haromain
membenarkan bahwasanya boleh menjual keduanya supaya tidak tersia siakan
kemudian hasil penjualan dibelikan barang yang sama , pendapat tersebut yang
menyatukan pandangan Ulama’ dengan mengganti .
( Fathul Wahab Juz : 1 Hal : 259
المزان الكبرى جزأ
الأول ص 228
وسئل العلامة الشيخ أبو
بكر بن أحمد الخطيب مفتى تريم عما بقي من فتات النورة والطين والأخشاب بعد الهدم (
فأجاب ) بجواب طويل مال الى جواز بيعها اذا لم تظهر حاجة لها للمسجد المذكور ولوفى
المستقبل وخيف ضياعه او أخذ ظالم او غاضب لها اما اذا لم يخش شئ من ذلك فتحفظ الى أخر ما اطال به رحمه الله . اه . النص
الوارد فى حكم تجديد المسجد للعلامة علوى بن عبد الله بن حسين السقاف واتفقوا على
انه اذا خرب الوقف لم يعد الى ملك الواقف ثم اختلفوا فى جواز بيعه وصرف ثمنه فى
مثله وان كان مسجدا فقال مالك والشافعى يبقى على حاله ولا يباع وقال احمد يجوز
بيعه وصرف ثمنه فى مثله وكذلك فى المسجد اذا كان لا يرجى عوده وليس عند ابى حنيفة
نص فيها . اه
Al Alamah Syeh Abu Bakar Ibnu Ahmad Al Khotib Mufti Tarim (
Yaman ) tentang perkara yang masih tersisa dari reruntuhan lampu , lantai dan
kayu setelah runtuh . beliau menjawab dengan jawaban yang panjang yang mengarah
pada bolehnya menjual reruntuhan tersebut ketika tidak ada kegunaanya untuk
masjid tersebut meskipun untuk waktu yang akan datang dan ada kehawatiran tersia
siakan atai di curi orang atau di ghosob . apabila tidak ada kehawatiran maka
harus tetap di jaga ( tidak dijual ) , beliau menjelaskan pamjang lebar . dalil
yang digunakan untuk menghukumi renovasi masjid oleh Al Alamah Alawi bin
Abdillah bin Husain As Saqofi adalah kesepakatan Ulama’ bahwa ketika barang waqaf rusak maka tidak
bisa kembali kepada pemiliknya lagi ( waqif ) kemudian terjadi perbedaan pendapat
dalam membolehan menjual dan metashorufkan hasil penjualanya untuk semisalnya
begitu juga dalam masalah masjid ketika sudah tidak ada harapan untuk di bangun
kembali , dan menurut Imam Abu Hanifah tidak ada dalil untuk masalah itu
( Mizan Kubro Juz : 1 Hal 228 )
b. Bolehkah si
pelelang menggunakan material tersebut untuk brbagai keperluan , misal buat
rumah dll ?
Jawab
Merujuk pada jawaban pertama yang
menyatakan adanya perbedaan pendapat , maka dalam pggunaanya pun sesuai klilaf
yang ada
Kitab mizan kubro,kalo boleh tau cetakan apa ya?
ReplyDeleteKalau berbentuk tiang misalnya..sementara masjidnya ,memakai beton sehingga tidak butuh tiang lagi.bolehkah tiangnya di jual,uangnya dibelikan besi beton
ReplyDeleteKlo beli genteng bekas mesjid gpp ??
ReplyDeletebagaimana hukumnya memberikan sisa bangunan masjid yang tidak terpakai karena diganti dengan yang baru seperti kramik,genteng dengan alasan sebagai upah relawan
ReplyDeleteGa papah bila barang tersebut akan rusak dan dana bisa utk kebutuhan renovasi masjid
ReplyDeleteMohon pencerahan,
ReplyDeleteSaya mau membeli genteng bekas masjid yang tidak terpakai, dan uangnya masuk ke kas masjid.
Apa hukumnya buat saya bolehkah atau salahkah.
Mohon pencerahan