Hukum Membaca Fatihah Bagi Ma'mum Masbuq
Pertanyaan :
Dalam sholat membaca surat al fatihah
adalah wajib, tetapi apakah hal tersebut wajib juga bagi makmum ?
(Ranting NU Dukuhmulyo)
Jawaban :
Bagi
makmum wajib juga membaca surat al fatihah kecuali makmum masbuq yang tidak
disibukkan dengan membaca ta’awwudz atau doa iftitah
Nash
:
(و) رابعها: (قراءة فاتحة
كل ركعة) في قيامها، لخبر الشيخين: لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب.
أي في كل ركعة. (إلا ركعة مسبوق) فلا تجب عليه فيها حيث لم
يدرك زمنا يسع الفاتحة من قيام الامام، ولو في كل الركعات لسبقه في الاولى وتخلف
المأموم عنه بزحمة أو نسيان أو بطء حركة، فلم يقم من السجود في كل مما بعدها إلا
والامام راكع، فيتحمل الامام المتطهر في غير الركعة الزائدة الفاتحة أو بقيتها
عنه. ولو تأخر مسبوق لم يشتغل بسنة لاتمام الفاتحة فلم يدرك الامام إلا
وهو معتدل لغت ركعته. (فتح المعين)
Yang keempat
: membaca Fatihah pada setiap rakaat pada waktu berdiri sesuai hadist yang di
riwayatkan Syikhoni ( Bukhori, Muslim ) Tidaklah solat seseorang itu sah ketiak
tidak membaca Fatihah: pada tiap rakaat . kecuali rekaatnya ma’mum masbuq ,
maka baginya tidak wajib membaca fatihah apabila tidak ada waktu yang cukup
untuk membaca fatihah dari berdirinya imam
, walaupun hal tersebut terjadi di setiap rekaanya karena cepatnya
bacaan imam di rekaat yang pertama dan tertinggalnya ma’mum karena berdesakan
atau lupa atau lambatnya gerakan sehingga tidak sempat berdiri dari sujud pada
tiap gerakan setelah fatihah kecuali imam sudah rukuk , maka dengan demikian
imam menanggung bacaan ma’mum tersebut kecuali fatihah yang ada pada rakaat
tambahan . apabila ma’mum masbuq tertinggal maka tidak boleh menjalankan bacaan
sunah karena untuk menyempurnakan fatihah karena tidak akan menyamai imam kecuali dia orang
yang cepat bacaanya .
(
Fathul Mu’in )
فَلَوْ رَكَعَ الإِمَامُ وَهُوَ فِى
أَثْنَاءِ الفَاتِحَةِ فَثَلاَثَةُ أوجُهٍ: (اَحَدُهَا) يُتِمُّ
الفَاتِحَةَ. (والثَّانى) يَرْكَعُ وَيَسْقُطُ عَنْهُ قِرَاءَتُهَا وَدَلِيْلُهُمَا
مَا ذَكَرَهُ المُصَنِّفُ. قَالَ البَنْدِيْنِيجِى هَذَا الثَّانِى هُوَ نَصُّهُ فِى
الإِمْلاَءِ. قَالَ وَهُوَ المَذْهَبُ. وَالثَّالِثُ وَهُو الأصَحُّ وهُوَ
قَولُ الشَّيْخِ أبِى زَيْدٍ المَرُوزِى وَصَحَّحَهُ القَفَّالُ
وَالمُعْتَبِرُونَ أنَّهُ إِنْ لَمْ يَقُلْ شَيْئًا مِنْ دُعَاءِ الإِفْتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ
رَكَعَ وَسَقَطَ عَنْهُ بَقِيَّةُ الفَاتِحَةِ, وَإِنْ قَالَ شَيْئًا مِنْ
ذَلِكَ لَزِمَهُ بِقَدْرِهِ لِتَقْصِيْرِهِ بِالتَّشَاعُلِ {المجموع شرح مهذب
الجز:4 ص:213}
Apabila imam sudah rukuk sedangkan ma’mum dalam keadaan
berdiri di tengah tengah bacaan fatihah maka ada tiga wajah : pertama :
menyempurnakan Fatihah . Kedua : ruku’
dan menggugurkan bacaan fatihahnya , dalil keduanya adalah peryataan mushonif : Imam
al Bandinijiy berkata : wajah yamg kedua adalah pendapat yang ada di kitab Al
Imla’ dan pendapat tersebut yang di pakai dalam madzhab . Ketiga : dan
merupakan wajah yang paling benar yaitu pendapat dari Syeh abi Zaid Al Maruziy yang
di tashih oleh Al Qofal yang di jadikan i’tibar adalah ketika ma’mum tersebut
tidak membaca apapun dari do’a iftitah dan ta’awudz maka langsung ikut ruku’ dan gugur semua fatihahnya . dan apabila
membaca sebagian dari do’a iftitah dan ta’awudz maka wajib membaca faitihah
karena keteledoranya dengan fokus membaca do’a iftiitah dan ta’awudz
( Al Majmu’ Syarhil Muhadzab Juz : 4 hal 213 )
0 comments:
Post a Comment