Home » » Hukum : Wanita Setelah Menikah Harus Mengikuti Siapa ????

Hukum : Wanita Setelah Menikah Harus Mengikuti Siapa ????

                       Hukum :  Wanita Setelah Menikah Harus Mengikuti Siapa ????



                        Diskripsi masalah :

Fulanah menikah dengan Fulan , akaan tetapi oleh orang tua , fulanah tidak diperbolehkan mengikuti suaminya dengan alasan karena flanah anak ragil ( anak terakhir )
 ( MWC NU JAKENAN  )

           Pertanyaan :

a.       Apakah dalam kasusu diatas sifulan selaku suami boleh memaksa fukanah ( istri ) untuk ikut dengan dirinya dan tidak menuruti perintah orang tuanya ( ikut dengan orang tua ) ?
b.      Apakah orang tua fulanah boleh melarang fulanah agar tidak mengikuti suaminya ?
c.       Apbila Fulanah memilih mengikuti suaminya , akah fulanah termasuk aqul walidain ( durhaka kepada orang tua ) ?

Jawab :

 a.  Fulan selaku suami dari Fulanah boleh memaksa istrinya untuk mengikutinya .

            Ibarat :

1.       Ihya’ Ulumu Ad Dien Juz : II Hal : 56 Maktabah Syamilah

والقول الشافعي فيه أن النكاح نوع رق فهي رقيقة له فعليها طاعة الزوج مطلقا في كل ما طلب منها في نفسها مما لا معصية فيه  ( إحياء علوم الدين الجزاء : 2 ص : 56) المكتبة الشاملة
Pendapat Imam Syafi’i dalam hal ini adalah sesungguhnya pernikahan adalah bagian dariperbudakan maka setatus dari seorang istri bagi suaminya adalah sebagai budak maka bagi istri wajib mengikuti suaminya secara mutlaq dalam semua hal yang diminta dari istri selama tidak mengandung unnsur ma’siat didalamnya .
Ihya’ Ulumu Ad Dien Juz : II Hal : 56 Maktabah Syamilah

b.   Bagi orang tua tidak diperbolehkan memaksa anaknya untuk mengikutinya .

Ibarat ikut jawaban A

c.  Tindakan Fulanah yang tidak meu mengikuti perintah dari orang tuanya agar mengikutinya tidak          termasuk katagori aqul walidain ( durhaka kepada orang tua )

Ibarat :

1.       Tafsir Munir Juz : V Hal : 61
                          
عقوق الوالدين مخالفتهما فى أعراضهما الجائزة لهما كما ان برهما موافقتهما على أغراضهما فتجب طاعتهما فى المباح المعروف غير المعصية ولا تجب طاعتهما فى المعصية
( تفسير منير الجزاء : 5 ص : 61 )
Durhaka kepada orang tua adalah tidak sesuai  dengan keinginan orang tua dalam  perkara yang diperbolehkan seperti pengertian Birul walidain adalah sama dengan keinginan orang tua , maka wajib mengikuti keinginan orang tua dalam perkara yang mubah dan baik selain pada perkara ma’siat maka tidak wajib untuk mengikutinya .
Tafsir Munir Juz : V Hal : 61

Catatan Musyawirin :

Sebaiknya antara kedua belah pihak ( suami dan orang tua ) berkomunikasi untuk menentukan yang terbaik darai yang paling baik dalam permasalahan ini 
Share this video :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Islam Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger