Home » » Hukum Mempercayai Hari Baik dan Hari Na'as

Hukum Mempercayai Hari Baik dan Hari Na'as

       Hukum Mempercayai Hari Baik dan Hari Na'as



            Pertanyaan

Bagaimana hukumnya , mempunyai kepercayaan adanya hari hari yang naas  ( sial ) , seperti tahun Rebo Wage ( Jawa ) atau istilah geblak ( hari kematian keluarga ) ?

 (Ranting NU Tlogorejo)

 Jawaban:

Hukumnya haram apabila mempunyai anggapan ( diyakini ) bahwa hari hari Naas ( sial ) atau geblak      ( hari kematian keluarga ) bisa memberikan kemanfaatan atau kemadlaratan .

Ta’bir :

1.     Ghoyatut Talkhish Al Muraad Hal : 206
2.    Al Fatawa al Haditsiah Li Ibni Hajar al Haitamiy Hal : 59

(مسألة): إذا سأل رجل آخر: هل ليلة كذا أو يوم كذا يصلح للعقد أو النقلة؟ فلا يحتاج إلى جواب، لأن الشارع نهى عن اعتقاد ذلك وزجر عنه زجراً بليغاً، فلا عبرة بمن يفعله، وذكر ابن الفركاح عن الشافعي أنه إن كان المنجم يقول ويعتقد أنه لا يؤثر إلا الله، ولكن أجرى الله العادة بأنه يقع كذا عند كذا، والمؤثر هو الله عز وجل، فهذا عندي لا بأس به،  وحيث جاء الذم يحمل على من يعتقد تأثير النجوم وغيرها من المخلوقات، وأفتى الزملكاني بالتحريم مطلقاً،
{غاية تلخيص المراد بهامس بغية المسترشدين ص:206}

( Masalah ) apabila ada seseorang bertanya pada oarang lain : apakah malam ini atau hari ini baik untuk menjalankan aqad atau pindah rumah ? maka tidak di butuhkan jawaban karena syari’at melarang meyakini hal tersebut bahkan melarangnya dengan keras karena tidak ada contoh bagi yang menjalankannya . Ibnu Farkah menyebutkan dari Imam Syafi’i bahwasanya apabila peramal mengatakan dan meyakini bahawa tiada yang bisa melakukan kecuali hanya Allah SWT akan tetapi Allah menguasakan pada Kebiasaan yang ada , bahwa ketika ada hal ini maka akan terjadi perkara ini sedangkan yang menjadikan perkra tersebut adalah Allah , maka menurut saya ( Imam Syafi’i ) anggapan tersebut tidak apa apa . menurut pendapat Az Zamlakani hukumnya haram mutlaq .

(Ghoyatut Talkhish Al Muraad Hal : 206 )

وسئل نفع الله بعلومه : السؤال عن النحس والسعد وعن الأيام والليالي التي تصلح لنحو السفر والانتقال ما يكون جوابه ؟ . فأجاب رضي الله عنه : من يسأل عن النحس وما بعده من لا يجاب إلا بالإعراض عنه وتسفيه ما فعله ويبين له قبخه،  وأن ذلك من سنة اليهود لا من هدي المسلمين المتوكلين على خالقهم وبارئهم الذين لا يحسبون وعلى ربهم يتوكلون ، وما ينقل من ذلك عن الأيام المنقوطة ونحوها عن علي كرم الله وجهه باطل كذب لا أصل له فليحذر من ذلك والله أعلم .  
{ الفتاوى الحديثية لابن حجر الهيتمي ص: 59}

Ibnu Hajar di tanya tentang sial dan beruntung serta hari atau malam yang baik untuk bepergian : Ibnu Hajar menjawab : orang yang menanyakan tentang hari naas ( sial ) itu orang yang tidak perlu di jawab  kecuali berpaling dari pertanyaanya dan menganggap bodoh perbuatanya dan menjelaskan kejelekannya karena hal tersebut ternasuk perbuatan orang orang Yahudi bukan termasuk petunjuk orang Islam yang pasrah pada penciptanya . adapun yang dapat di nuqil dari kejadian tersebut adalah hari yang di tentukan dari Syaidina Ali Karomallahu Wajhah adalah batil dan bohong karena tidak adanya dasar maka takutlah beranggapan seperti itu .


( Al Fatawa al Haditsiah Li Ibni Hajar al Haitamiy Hal : 59 )
Share this video :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Islam Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger