Hukum Puasa Mutih
Untuk Aji Pengasihan
Pertanyaan :
Assalamualaikum
Assalamualaikum
Maaf mau nanya nih sama para asatidz di sini, hukumnya puasa pati geni, puasa mutih, dan puasa untuk menundukkan hati seaeorang itu apa hukumnya dalam islam, mana sumber dalil yang mengajarkan berpuasa seperti di atas. Jujur saya ga pernah mondok, jadi begitu melihat teman atau orang melakukan puasa2 tersebut saya bertanya2 apalagi si pelaku kadang tidak menyertainya dengan shalat fardu.
Terimakasih
Jawab :
Pada dasarnya puasa pati geni / mutih dll , hanya skedar istilah , karena sebenarnya yang dilakukan adalah melakukan puasa mutlak . artinya ketika puasa tersebut dilakukan sesuai dengan aturan berpuasa maka sah dan boleh serta mendapatkan pahala puasa .
Sementara melakukan puasa mutih dengan tujuan menundukan seseorang dengan ilmu pengasihan adalah boleh dengan catatan
• Untuk menolak kerusakan ( dhoror )
• Tidak ada unsur ma’siat
• Membentengi diri dari tukang sihir ahli harbi ( musuh )
• wanita tersebut adalah istrinya atao calon istri .
Ibarat :
1. Asnal Matholib Juz : 5 Hal : 281
2. Hasyiyah As Syarqowi Juz : 2 Hal : 396
3. Majmu’ah Rasa’il Ibnu abidin Hal : 33 – 34
4. Quratul Ain Hal : 210
أسنى المطالب - (ج 5 / ص 281)
( وَتَكْفِي نِيَّةٌ مُطْلَقَةٌ فِي النَّفْلِ الْمُطْلَقِ ) كَمَا فِي نَظِيرِهِ مِنْ الصَّلَاةِ ( وَلَوْ قَبْلَ الزَّوَالِ لَا بَعْدَهُ ) { لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِعَائِشَةَ يَوْمًا هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ غَدَاءٍ قَالَتْ لَا قَالَ فَإِنِّي إذًا أَصُومُ قَالَتْ وَقَالَ لِي يَوْمًا آخَرَ أَعِنْدَكُمْ شَيْءٌ قُلْت نَعَمْ قَالَ إذًا أُفْطِرُ وَإِنْ كُنْت فَرَضْت الصَّوْمَ } رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَصَحَّحَ إسْنَادَهُ
“Dalam puasa sunah mutlak (yang tidak terkait dengan puasa wajib dan sunah), cara niatnya cukup dengan niat yang mutlak (umum), sebagaimana niat pada salat sunah mutlak. Meskipun letak niatnya sebelum dzuhur, dan tidak boleh setelah dzuhur. Karena Rasulullah Saw suatu hari berkata pada Aisyah: “Apa ada sarapan pagi?” Aisyah menjawab: “Tidak ada.” Nabi berkata: “Kalau begitu saya puasa.” Aisyah menyebutkan: Suatu hari yang lain Nabi bertanya pada saya: “Apa ada sarapan pagi? Saya menjawab:“Ada.” Nabi berkata:“Kalau begitu saya tidak puasa, meski saya perkirakan berpuasa.”
Asnal Matholib Juz : 5 Hal : 281
حاشية الشرقاوى 2 / 396
وتعلمه لغرض كان يتعلمه ليجتنبه لا يقتضى الكفر ولا الحرمة بل هو جائز كما قال ابو نواس عرفت الشر لا للشر لكن لتوقيه ....... ومن لا يعرف الشر من الناس يقع فيه وكذا تعلم ما يعمل للمحبة بين الزوجين
mempelajari sihir untuk suatu tujuan (yg dibenarkan syara') seperti mempelajari supaya bisa menghindarinya tidaklah menjadikan kufur dan juga tidak haram akan tetapi hukumnya boleh Abu Nawas berkataengkau mengetahui keburukan bukan untuk keburukan pula namun semata-mata untuk menjaga diri,barang siapa tidak tau tentang keburukan maka ia akan terjerumus kedalamnyabegitu juga diperbolehkan mempelajari pelet untuk melengketkan suami-istri
Hasyiyah As Syarqowi Juz : 2 Hal : 396
مجموعة رسائل ابن عابدين ص: 33 – 34
( تنبيه )قد علم مما قررنا أن السحر لا يلزم أن يكون كفرا ما لم يقترن بمكفر من قول أو فعل أو اعتقاد وفى حاشية الإيضاح لبيرى زاده قال الشمنى تعمله وتعليمه حرام أقول مقتضى الأطلاق ولو تعلم لدفع الضرر عن المسلمين وفى شرح الزعفرانى السحر حق عندنا وجوده وتصوره واثره وفى دخيرة الناظر تعلم فرض لرد ساحر أهل الحرب وحرام لتفرق بين المرأة وزوجها وجائز ليوفق بينهما
( peringatan ) sudah diketahui dari ketetapan kita bahwa sihir tidak menjdikan kufur selagi
tidak bebarengan dengan perkara
yang menyebabkan kafir dari ucapan , perbuatan atau keyakinan . dalam Hasyiyah
Al Idhoh ada tambahan penjelasan yang di utarakan oleh As Samani bahwa
mengajarkan dan mempelajari sihir adalah haram saya mengatakan dengan ketetapan
mutlaq meskipun dalam belajar untuk tujuan menolak kerusakan ( dhoror ) dalam
Syarah Za’faroni : sihir merupakan perkara yang nyata dikalangan kami baik
secara wujud , gambaran ,maupun bekasnya . dalam kitab Dakhirotun Nadhir :
mempelajari sihir hukumnya wajib dengan tujuan membentengi diri dari tukang
sihir ahli harbi dan haram apabila digunakan untuk memisahkan wanita dengan
suaminya serta boleh untuk merukunkan suami istri .
Majmu’ah Rasa’il Ibnu abidin Hal : 33 – 34
قرة العين بفتاوي اسماعيل الزين ص 210
سؤال : إذا تطوع شخص بنحو قراءة سورة يس ليحصل له مال كثير مثلا او غير ذلك من جلب المنافع ودفع المضار فهل ذلك يسمى رياء او لا ؟ الجواب والله الموفق للصواب : روي عن رسول الله ص م . انه قال : "يس لما قرئت له " فيجوز ان تقرأ سورة بنية قضاء حاجة من جلب نفع أو دفع ضر سواء كان المقصود دينيا أو دنيويا ما لم يكن معصية ولا يكون ذلك رياء ولا ينطبق عليه تعريف الرياء والله سبحانه وتعالى اعلم.
Petanyaan : ketika seseorang melakukan kesunahan dengan membaca surat yasin supaya bisa menghasilkan uang yang banyak atau yang lainya seperti menarik kemanfaatan atau menolak kemadlorotan apakah hal tersebut dinamakan riya atau tidak ?? jawabnya hanya Allah yang memiliki kebenaran : diriwayatkan dari Rosulullah SAW bahwa beliau berkata : apabila yasin dibaca , maka boleh membaca surat yasin dengan niat mendatangkan keinginan seperti menarik kemanfaatan atau menolak kemadlorotan baik tujuan tersebut tujuan dinniyyah ( masalah agama ) atau dunyawiyyah ( masalah dunia ) selagi tidak ada unsur ma’siat maka tidak termasuk riya karena tidak masuk dalam pengertian riya wallahu subhanahu a’lam .
Quratul Ain hal : 210
Link Diskusi : https://web.facebook.com/groups/1410992642527228/1511890262437465/?comment_id=1512018765757948¬if_t=group_comment#
Artikel kamu bagus gan! aku selalu menunggu artikel kamu.. Sebagus artikel ini https://angkamistik.site/tafsir-mimpi-darah/
ReplyDelete