5 PERKARA YANG MENGHALANGI
SESEORANG MENJADI ORANG SHOLIH
Menjadi orang yang baik sukses dunia akhirat
merupakan impian setiap orang terlebih orang tua terhadap anaknya , segala
usaha dilakukan demi mendapatkan ilmu serta pengetahuan untuk menjadi baik dan
lebih baik hingga sampai derajat sholihin , namun pada kenyataanya keinginan
tersebut oleh sebagian besar orang sulit terealisasikan karena terhalang oleh
tindak perbuatan yang dilakukannya baik secara sadar ataupun tidak sadar .
Dalam sebuah perkataanya
sahabat Ali Karaamallhu Wajhah pernah berkata yang intinya ada 5 perkara yang
menghalangi seseorang menjadi orang sholih
لَوْلاَ خَمْسُ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ
كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ أَوَّلُهَا الْقَنَاعَةُ بِالْجَهْلِ وَالْحِرْصُ عَلَى
الدُّنْيَا وَالشُّحُّ بِالْفَضْلِ وَالرِّيَاءُ فِى الْعَمَلِ وَاْلإِعْجَابُ
بِالرَّأْيِ
(نصائح العباد للنووي البنتاني)
“andaikan tidak ada lima
keburukan didunia ini, tentunya manusia menjadi orang saleh semua. Kelima
keburukan itu adalah 1) merasa senang dengan kebodohan. 2) tamadk dengan dunia.
3) bakhil dengan kelebihan harta. 4) riya’ dalam beramal dan 5) membanggakan
diri”.
Demikian keterangan Sayyidina
Ali tentang 5 perkara yang menghalangi seseorang menjadi orang sholih , lima hal yang merusak susunan masyarakat
muslim sehingga terjebaklah mereka dalam kenistaan. Sebagaimana akan
diterangkan satu persatu dibawah ini.
Pertama, merasa senang
dengan kebodohan,
artinya adalah membiarkan diri
bahkan merasa nyaman dengan ketidak tahuan dalam masalah agama. Sebagaimana
banyak terjadi pada muslim masa kini yang tiap harinya disibukkan dengan urusan
bisnis dan bermacam pekerjaan demi mencapai cita-citanya. Sedangkan masalah
ke-islaman cukup dipasrahkan saja kepada para ustadz yang dipanggil ketika
dibutuhkan. Entah untuk berdoa, untuk ditanya ataupun sekedar dijadikan teman
curhatnya.
Memang itu tidak salah, tapi
semua itu menunjukkan ketidak seriusan keislaman mereka dibandingkan dengan
keseriusannya belajar ilmu pengetahuan atupun kesibukannya mengurus berbagai
urusan dunia. Orang seperti ini seharusnya mengingat pesan Rasulullah saw:
اللهُ يَبْغَضُ كُلَّ عَالِمٍ
بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِاْلأَخِرَةِ رواه الحاكم
Allah membenci orang yang pandai dalam
urusan dunia tetapi bodoh dalam urusan akhirat.
Kedua,
tamak dengan dunia dan ketiga bakhil dengan kelebihan harta,
kedunya merupakan pasangan yang
selalu terkait bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Karena
siapapun yang tamak dan merasa kurang dengan berbagai kepemilikan hartanya
pastilah dia akan berlaku bakhil dan sangat sayang dengan kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya.
Dalam kesempaatan lain
Rasulullah saw pernah menyinggung tentang ketamakan. Beliau berkata yang
artinya bahwa mencintai harta adalah sumber segala kecelakaan dan keburukan.
Baik keburukan fisik maupun mental. Mari kita bersama-sama berintropeksi diri
mengapa diri ini seringkali masuk angin gara-gara terlalu sering di jalan demi
mengejar satu pekerjaan. Betapa para pebisnis itu sering kali keuar masuk rumah
sakit berganti-ganti penyakit karena komplikasi yang disebabkan kurangnya
perhatian dalam mengurus diri dan lebih suka mengejar materi. Meskipun ini
bukanlah hukum universal yang dapat diterapkan pada semua orang, tetapi minimal
menjadi pelajaan bagi kita yang mengerti. Betapa kecintaan dan ketamakan dunia
selalu membawa petaka. Belum lagi petaka mental yang merusak negeri ini.
Korupsi, kolusi dan juga kebiasaan berbohong demi citra diri semua bermuara
pada satu kata ‘tamak terhadap dunia’. Untuk hal ini khatib lebih baik tidak
banyak komentar karena semua jam’ah telah mafhum adanya.
Rasulullah saw pernah bersabda:
الزّهْدُ فِى
الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالبَدَنَ وَالرُّغْبَةُ فِيْهَا تُتْعِبُ
اْلقَلبَ وَاْلبَدَنَ رواه الطبرانى
Zuhud (tidak suka) dunia sangat
menyenangkan hati dan badan. Sedangkan cinta dunia sangat melelahkan hati dan
badan.
Demikianlah bahwa kebakhilan
ataupun kepelitan merupakan dampak sistemik yang tidak terhindarkan dari
ketamakan dunia. Dan kebakhilan pasti akan menjauhkan seseorang dari Allah,
surga dan sesama manusia. Itu artinya kesalehan bagi orang yang bakhil adalah
angan-angan belaka. Dan jikalau ada keselahan di sana pastilah itu hanya
kesalehan yang semu. Karena hadits Rasulullah tentang kebakhilan yang
menjauhkan seseorang dari Allah dan surga serta manusia sesama adalah hadits
Shahih.
Keempat, riya dalam
beramal.
Termasuk dari lima perkara yang menghalangi seseorang menjadi
orang sholih adalah Riya ( pamer ) Riya’ adalah pamer yaitu
melakukan satu amal ibadah (agama) dengan maksud mendapatkan pujian dari
manusia. Atau dengan bahasa yang agak kasar riya dapat juga dikatakan dengan
mengharapkan nilai dunia dengan pekerjaan akhirat. Rasulullah saw menegaskan
bahwa riya termasuk dalam kategori syirik kecil (as-syirikul
asyghar) dalam salah satu sabdanya “sesungguhnya sesuatu yang sangat saya khawatirkan atas
dirimu adalah syirik kecil, yaitu riya” (HR.Ahmad).
Disebut demikian karena
perwujudan riya yang sangat halus dan tidak kentara. Adanya hanya dalam hati.
Tidak ketahuan di dalam tindakan diri. Para sufi mengibaratkan halusnya riya
seperti semut hitam yang merayap di atas batu keras warna hitam di tengah pekat
malam. Begitu halusnya riya hingga seringkali mereka yang terjangkit penyakit
ini seringkali tidak sadar.
Fudhail bin Iyadh seorang sufi
pernah mencoba menjabakan tentang riya dengan bahasa keseharian katanya: ”jika
datang seorang pejabat kepadaku, kemudian aku merapikan jenggotku dengan kedua
belah tanganku, maka aku benar-benar merasa khawatir kalau dicatat dalam
kategori orang-orang munafik”
Demikianlah hendaknya segala
apa yang dilakukan manusia disandarkan kepada Allah swt. Tidak hanya semata
mempertimbangkan kepentingan manusia. Apalagi jika berhubungan dengan amal
ibadah murni seperti shalat, baca al-qur’an, zakat dan lainnya maka Allah swt
mengancam mereka yang mendustainya dengan neraka Rasulullah saw bersabda:
اِنَّ اللهَ
حَرَّمَ الْجَنَّةَ عَلَى كُلِّ مُرَاءٍ
Sesungguhnya Allah swt mengharamkan surga
bagi orang yang riya.
Dan kelima, adalah ujub
atau membanggakan diri.
Yaitu merasa diri paling sempurna dibandingkan dengan yang lain.
Ketidak bolehan perasaan ujub ini dikhawatirkan pada lahirnya kesombongan, dan
kesombongan itu sendiri merupakan sifat Allah yang tidak boleh ada dalam diri
manusia.
Demikianlah dan 5 perkara yang
menghalangi seseorang menjadi orang sholih lima hal yang menurut Sayyidina Ali
Karramallahu Wajhah dapat menghalangi seseorang menjadai seorang yang saleh.
0 comments:
Post a Comment