AKU TERTIPU WAKTU
Puisi Aku tertipu waktu , adalah curahan hati seorang teman yang merasa waktunya tak terasa semakain terkikis oleh kegiatan kegiatan formal , yang tanpa dia sadari telah melupakan akan kewajibanya kepada Tuhan , dan terhadap sesama , sehingga apa yang telah dikonsep dan direncanakan dengan seksama , bersamaan dengan waktu dan kesibukan semua terlupa dan kurang mendapat perhatian .
Dan diakhir renungannya ternyata banyak rencana banyak agenda yang belum terlaksana karena kesibukan dunia .
Demikian mari kita simak : Aku Tertipu Waktu
AKU TERTIPU WAKTU
Waktu berjalan begitu halus
Berjalan seiring nafas yang berhembus
Menipu kita yang terlena
Akan tugas menjadi hamba
Jauh didalam jiwa
Terbesit sebuah rencana
Aku tertipu waktu
Semua telah berlalu
Rencana tinggal rencana
Waktu berlalu begitu cepatnya
Belum sempat berdzikir pagi
Tau tau siang hari menghampiri
Belum sempat bersedekah pagi
Matahari sudah meninggi
Rencananya jam sembilan mau sholat dhuha
Tiba tiba adzan dzuhur menggema
Sudah dari setahun yang lalu
Pinginya membaca satu juz Al Qur’an di pagi hariku
Menambah hafalan ayat satu hari satu
Tapi ya itu !!! ” pengenya itu “
Namun kebiasaan itu belum terlaksana
Dan hanya tinggal rencana
Ada sebenarnya komitmen diri
Tidaklah akan melewatkan malam kecuali dengan tahajjud witir dan berserah diri
Sekalipun hanya tiga roka’at
Namun sayang... komitmen itu belum juga terlaksana sejak 5 tahun yang lewat
Dulu juga pernah berfikir punya anak asuh
Entah faqir , miskin atau wanita rapuh
Namun sayang karena kesibukan ,maka lupa merealisasikanya
Padahal niatan itu sudah 10 tahunan lamanya
Akan terus beginikah “ nasib “ kita
Menghabiskan umur ? berhura hura dengan usia , dunia , harta , tahta dan wanita pria ?
Lalu tiba tiba masuklah usia diangka 30 sebentar kemudian 40 lalu 50 menjadi tak terasa
Kemudian orang memanggil kita dengan sebutan , Kek ... Nek ...pertanda kita sudah tua
Disaat itu uban mulai menghias kepala
Kulit keriput datang seraya menyapa
Tenaga tidak lagi seberapa
Dan ragapun menunjukan lemahnya
Mata mulai tak menampak , telinga mulai berangsur pekak
Makan saja mulai tak enak
Tidur jauh dari nyenyak
Ekonomipun bergantung pada anak
Lalu sambil menunggu ajal tiba
Sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat pernah berbuat apa ... ???
Astagfirullah ... ternyata tak seberapa ...!!!
Sedekah dan infaq Cuma sekedarnya
Mengerjakan ilmu tak seberapa
Silaturahmi rusak semua
Banyak tertinggal sholat , puasa
Zakat dan waqaf kadang terlupa
Umroh dan haji tinggal rencana
Anak anakpun buta agama
“ Na’udzubillah Ya Allah ... !!!
Jika sudah demikian , apakah ruh ini tidak akan melolong ,
Meraung , menjerit menahan kesakitan disaat harus berpisah dari tubuh pada waktu sakaratul maut
Tambahkan usiaku Ya Allah ..... !!!
Aku butuh waktu untuk beramal ,dan berekal sebelum Kau akhiri ajal ...
Belum cukupkah mensia – siakan waktu selama 30, 40, 50 atau 60 tahun yang terbegal ?
Butuh berapa tahunkah mengulang pagi ,
Siang , sore dan malam hari
Butuh berapa minggu , bulan dan tahun lagi .. ???
Agar bisa mempersiapkan diri untuk siap mati
Tanpa pernah kita merasa kehilangan waktu dan kesempatan yang menghasilkan pahala setiap hari
Maka 1000 tahunpun tak akan pernah cukup lagi , bagi orang yang terlena di dunia ini .
asik ketemu tulisannya ust umar faqihuddin disini, kebetulan tulisannya yang ini dulu ilang kehapus, thanks ya udah di share ulang tulisannya
ReplyDelete