Home » » Hukum Sandal Tertukar Bolehkah Diambil

Hukum Sandal Tertukar Bolehkah Diambil

Hukum  Sandal Tertukar Bolehkah Diambil
















Diskripsi Masalah :

Sering terjadi di dalam majlis atau perkumpulan lainya seseorang kehilangan sandal yang dibawa terkadang ada juga yang tertukar , entah karena faktor kesengajaan atau memang tidak sengaja seseorang telah salah memakai sandal . sebagai contoh pak hadi adalah jama’ah yang paling akhir keluar dari masjid / majlis ta’lim , tau tau ketika mencari sandalnya pak hadi hanya menemukan satu pasang sandal yang teryata bukan miliknya padahal di tempat tersebut dia adalah orang terakhir , akhirnya pak hadi mengambil kesimpulan bahwa sandalnya telah tertukar  dengan sandal tersebut .

Pertanyaan:

1.      Apakah sandal yang tertukar tersebut dapat dimiliki oleh pak Hadi atau tidak ? 

Jawab :

Hukumnya tafshil 
  • Tidak boleh dipakai atau dimiliki sebelum diumumkan atau yakin pemiliknya tidak mau lagi
  • Boleh dipakai atau dimiliki  dan dijual  jika diketahui pemiliknya sengaja menukarkan sandalnya

Ibarat : 

    1. Bugyatul Mustarsyidin Hal : 285
    2. Hasyiyah Bujairomi Ala Khotib Juz: 8 hal : 360

بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي (ص: 285)
[فائدة]: من اللقطة أن تبدل نعله بغيرها فيأخذها، فلا يحل له استعمالها إلا بعد تعريفها بشرطه أو تحقق إعراض المالك عنها، فإن علم أن صاحبها تعمد أخذ نعله جاز له بيعها ظفراً بشرطه، وأجمعوا على جواز أخذ اللقطة في الجملة لأحاديث فيها اهـ تحفة. ومنها: ولو أعيا بعيره مثلاً فتركه فقام به غيره حتى عاد لحاله ملكه عند أحمد والليث، ورجع بما صرفه عند مالك، ومذهبنا لا يملك ولا يرجع بشيء إلا إن استأذن الحاكم في الإنفاق أو أشهد عند فقده أنه ينفق بنية الرجوع لا بالنية فقط،

Faidahh : masuk dalam kategori luqotoh ( barang temuan ) adalahsandal yang tertukar , maka baginya tidadakk halal untuk dipakai kecuali sudah diumumkan , atau sedah jelas bahwa yang mempunyai tidak mau , apabila diketahui bahwa pemiliknya sengaja mengambil  sandal tersebut maka baginya boleh menjual sebagai ganti rugi ddengan berbagai syaratnya . ulama’ sepakat memperbolehkan mengmbil barang temuan dalam perkumpulan karena adanya hadist tentang itu , ( Tuhfah ) . apabila unta seseorang kelelahan kemudian ditinggalkan lalu dirawat oleh orang lain hingga sembuh seperti semula maka boleh dimiliki menurut Imam Ahmad dan Abu Laits , sedangkan menurut Imam Malik Orang yang merawat hanya boleh meminta biaya perewatanya saja .  sedangkan madzhab kita Syafi’iyah mengatakan unta tersebut tidak boleh dimiliki dan tidak boleh mengambil sesuatu dari unta tersebut kecuali mendapat rekomendasi dari hakim dalam masalah biaya perawatan atau persaksian dengan niat mengembalikan bukan hanya sekedar niat .


Bugyatul Mustarsyidin : 285

حاشية البجيرمي على الخطيب (8/ 360)

فَرْعٌ : مَنْ ضَلَّ نَعْلَهُ فِي مَسْجِدٍ وَوَجَدَ غَيْرَهُ لَمْ يَجُزْ لَهُ لُبْسُهُ وَإِنْ كَانَ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ ، وَلَهُ فِي هَذِهِ الْحَالَةِ بَيْعُهُ وَأَخْذُ قَدْرِ قِيمَةِ نَعْلِهِ مِنْ ثَمَنِهِ إنْ عَلِمَ أَنَّهُ لِمَنْ أَخَذَ نَعْلَهُ وَإِلَّا فَهُوَ لُقَطَةٌ .

Cabang : seseorang yang kehilangan sandalnya di masjid kemudian menemukan sandal lainya , maka tidak boleh dipakainya meskipun milik orang yang telah mengambil sandalnya , maka baginya pada kondisi tersebut boleh menjual dan mengambil kira kira harga sandalnya apabila diketahui bahwa sandal tersebut adalah milik orang yang mengambil sandalnya , apabila tidak diketahui maka dihukumiseperti barang temuan .
Hasyiyah Bujairomi Ala Khotib Juz: 8 hal : 360


نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج ج - ٥ ص -٤٢٧ المرجع الأكبر

(قَوْلُهُ: أَنْ يُبَدِّلَ نَعْلَهُ بِغَيْرِهِ) عَمْدًا أَوْ غَيْرَهُ، وَالْأَوْلَى بِغَيْرِهَا لِأَنَّ النَّعْلَ مُؤَنَّثَةٌ كَمَا فِي الْمِصْبَاحِ، وَبِهِ عَبَّرَ حَجّ. (قَوْلُهُ: فَإِنْ عَلِمَ أَنَّ صَاحِبَهَا تَعَمَّدَ) أَيْ وَكَذَا لَوْ لَمْ يَتَعَمَّدْ حَيْثُ تَعَذَّرَ أَخْذُهَا مِنْهُ. (قَوْلُهُ: جَازَ لَهُ بَيْعُ ذَلِكَ) أَيْ وَلَا يَحِلُّ لَهُ اسْتِعْمَالُهَا (قَوْلُهُ: ظَفَرًا بِشَرْطِهِ) وَهُوَ تَعَذُّرُ وُصُولِهِ إلَى حَقِّهِ، ثُمَّ إنْ وَفَّى بِقَدْرِ حَقِّهِ فَذَاكَ، وَإِلا ضَاعَ عَلَيْهِ مَا بَقِيَ كَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ بَقِيَّةِ الدُّيُونِ. (قَوْلُهُ: وَأَجْمَعُوا عَلَى جَوَازِ أَخْذِهَا) أَيْ اللُّقَطَةِ. إهـ


Share this video :

4 comments:

  1. Assalamuaikum
    saya mau tanya . Saya tadi tidak sengaja memakai sepatu orang lain. sehingga sepatu tersebut saya tidak tahu pemiliknya. Gimana hukum memakainya

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum, saat saya selesai sholat jum'at saya bergegas untuk pulang kerumah, tapi saya merasa kalau sendal yang saya gunakan milik orang lain, saya sama sekali tidak ada niatan untuk menukar sendal tersebut, saya hanya berfikir itu sendal yang sama saat saya pergi ke masjid, apakah hukum memakai sendal tersebut ?

    ReplyDelete
  3. Saya ke masjid pakai sandal jepit oren yg sudah dekil. Setelah selesai solat sandal jepit dekil nya ga ada. Yg ada sandal jepit oren tapi tidak dekil dengan ukuran yg sama. Krn saya yakin bukan milik saya, maka saya pulang nyeker. Tapi setelah selesai solat isya pun itu sandal jepit oren masih ada disitu. Saya tinggalkan karena bukan milik saya. Tapi jam setengah 9 malam saya mampir lagi ke masjid yg udah gelap, lihat itu sandal masih ada. Karena saya yakin kalo sandal nya ga tersentuh jadi saya pakai itu sendal. Halalkah saya memakainya? Atau haruskah saya taruh kembali di masjid di tempat semula?

    ReplyDelete
  4. Tadi main di warkop jam 7 malam saya bawa sendal
    Ehh sekali pulang ternyata sendal saya di tukar sama orang

    Trs sendal nya udah dekil.


    Punya saya masih baru
    Udah usaha nabung buat beli itu sendal malahan di tukar sama yang jelek😌
    Tapi sendal nya aku bawa pulang karena rumah ku juga lumayan jauh🥺

    ReplyDelete

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Islam Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger