Pages

Thursday, October 1, 2015

Hukum Bunga Deposito

     Hukum Bunga Deposito 


             Diskripsi Masalah :

Sebagaimana kita ketahui, saat terjadi transaksi antara deposan (penabung) dengan bank saat deposant mendepositokan uang, sama sekali tidak disinggung mengenai besaran bunga, tetapi umumnya depositor faham tentang besaran bunga yang nanti akan masuk ke rekeningnya.

Pertanyaan:

Halalkah bunga deposito tersebut bagi depositor?

(Ranting NU Tanjungsari)

 Jawaban:

Bunga deposito tersebut dihukumi Halal

Ibarat :


1.     I'anatu al-Thalibin, Juz III, 53
2.    Bughyatu al-Mustarsyidin, Hlm. 176
3.    Al-Asybah wa an-Nadhair, Hlm. 61
      
وَاَمَّا الْقَرْضُ بِشَرْطِ جَرِ نَفْعٍ لِمُقْرِضٍ فَفَاسِدٌ قال ع ش: وَمَعْلُومٌ أَنَّ مَحَلَّ الْفَسَادِ إذَا وَقَعَ الشَّرْطُ فِي صُلْبِ الْعَقْدِ أَمَّا لَوْ تَوَافَقَا عَلَى ذَلِكَ وَلَمْ يَقَعْ شَرْطٌ فِي الْعَقْدِ فَلاَ فَسَادَ وَجُبِرَ ضُعْفُهُ مَجِىْءَ مَعْنَاهُ عَنْ جَمْعٍ مِنَ الصَّحَابَةِ. وَمِنْهُ الْقَرْضُ لِمَنْ يَسْتَأْجِرُ مِلْكَهُ أَىْ مَثَلاً بِأَكْثَرَ مِنْ قِيْمَتِهِ ِلأَجْلِ الْقَرْضِ إنْ وَقَعَ ذَلِكَ شَرْطًا إذْ هُوَ حِيْنَئِذٍ حَرَامٌ إجْمَاعًا وَإلاَّ كُرِهَ عِنْدَنَا وَحَرَامٌ عِنْدَ كَثِيْرٍ مِنَ الْعُلَمَاءِ قَالَهُ السُّبْكِى.﴿ إعانة الطلبين ج : ٣ ص : ٥٣ ﴾
Adapun hutang dengan syarat menarik kemanfataan untuk yang menghutangi adalah akad yang rusak ,        As Sabromilisi berkata : sudah ma’lum bahwa tempat kerusakan adalah ketika syarat tersebut di lakukan pada waktu akad , adapun ketika terjadi kesepakatan dan tidak di tetapkan persyaratan pada waktu terjadi akad maka tidak merusak akad adapun kelemahannya sudah digantikan dengan ma’nanya menurut kesepakatan Ulama, termasuk akad yang rusak adalah hutang bagi orang yang menyewakan miliknya  dengan harga yang lebih tinggi dari harganya karena dihutang ketika syarat tersebut dikatakan dimajlis akad maka hkumnya haram menurut kesepakatan Ulama’ dan apabila tidak di majlis akad maka hukumnya makruh menurut pendapat saya dan haram menurut mayoritas ulama’ berdasarkan peryataan As Subki .
I’anatut Tholibin Juz : 3 Hal : 53

(مَسْئَلَةُ ب) مَذْهَبُ الشَّافِعِىِّ اَنَّ مُجَرَّدَ الْكِتَابَةِ فِى سَائِرِ الْعُقُوْدِ وَاْلإِخْبَارَاتِ وَاْلإِنْشَأَتِ لَيْسَ بِحُجَّةٍ شَرْعِيَّةٍ.
﴿ بغية المسترشدين ص : ١٧٦﴾
( Masalah ba’ ) menurut madzhab Syafi’i tulisan dalam setiap akad , peryataan dan berita acara tidak termasuk dalam dalil yang syar’i
Bugyatul Mustarsyidin Hal : 176

الْعَادَةُ الْمُطَّرِدَةُ فِي نَاحِيَةٍ، هَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ، فِيهِ صُوَرٌ. اِلَى اَنْ قَالَ... وَمِنْهَا: لَوْ جَرَتْ عَادَةُ الْمُقْتَرِضِ بِرَدِّ أَزْيَدَ مِمَّا اقْتَرَضَ، فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ، فَيَحْرُمُ إقْرَاضُهُ وَجْهَانِ، أَصَحُّهُمَا: لاَ. اهـ ﴿ الأشباه والنظائر ص : ٦١
Kebiasan ( adat ) yang terjadi di satu daerah , apakah kebiasaan tersebut dapat menempati tempatnya syarat ? dalam permasalahan ini ada beberapa gambaran ..... diantaranya apabila sudah berlaku kebisaan orang yang berhutang membayar lebih dari barang yang dihutang , apakah hal tersebut bisa menempati tempatnya syarat lalu menyebabkan haramnya menghutangi , ada dua wajah yang paling benar adalah tidak .


Asbah Wan Nadhoir Hal : 61 

catatan : 
       Musyawirin lebih memilih yang memperbolehkan bunga deposito dengan argumen di atas , dan tidak mencantumkan yang mengharamkan beserta argumenya . 

No comments:

Post a Comment